Saturday, January 10, 2009

Mengasihi di Saat Tepat

Robertson MC Quilkin mengundurkan diri dari kedudukannya
sebagai rektor di Universitas Internasional Columbia dengan alasan
merawat istrinya, Muriel, yang sakit alzheimer yaitu gangguan fungsi
otak. Muriel sudah seperti bayi, tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan
untuk makan, mandi dan buang air pun ia harus dibantu. Robertson
memutuskan untuk merawat istrinya dengan tangannya sendiri,

karena Muriel adalah wanita yang sangat istimewa baginya. Namun
pernah suatu kali ketika Robertson membersihkan lantai bakas
ompol Muriel dan di luar kesadaran Muriel malah menyerakkan air
seninya sendiri, maka Robertson tiba-tiba kehilangan kendali
emosinya. Ia menepis tangan Muriel dan memukul betisnya, guna
menghentikannya. Setelah itu Robertson menyesal dan berkata
dalam hatinya, “Apa gunanya saya memukulnya, walaupun tidak
keras, tetapi itu cukup mengejutkannya. Selama 44 tahun kami
menikah, saya belum pernah menyentuhnya karena marah, namun
kini di saat ia sangat membutuhkan saya, saya memperlakukannya
demikian. Ampuni saya, ya Tuhan,” Lalu tanpa peduli apakah Muriel
mengerti atau tidak, Robertson meminta maaf atas hal yang telah
dilakukannya.

Pada tanggal 14 Februari 1995, Robertson dan Muriel, memasuki
hari istimewa karena pada tanggal itu di tahun 1948, Robertson
melamar Muriel. Dan pada hari istimewa itu Robertson memandikan
Muriel, lalu menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan
Muriel dan pada malam harinya menjelang tidur ia mencium dan
menggenggam tangan Muriel lalu berdoa, “Yesus yang baik, Engkau
mengasihi Muriel lebih dari aku mengasihinya, karena itu jagalah
kekasih hatiku ini sepanjang malam dan biarlah ia mendengar
nyanyian malaikatMu. Amin”.

Pagi harinya, ketika Robetson berolahraga dengan menggunakan
sepeda statisnya, Muriel terbangun dari tidurnya. Ia berusaha untuk
mengambil posisi yang nyaman, kemudian melempar senyum manis
kepada Robertson. Untuk pertama kalinya setelah selama
berbulan-bulan Muriel yang tidak pernah berbicara memanggil
Robertson dengan suara yang lembut dan bening, “Sayangku….
sayangku…”, Robertson melompat dari sepedanya dan segera
memeluk wanita yang sangat dikasihinya itu.
“Sayangku, kau benar-benar mencintaiku bukan?” tanya Muriel.
Setelah melihat anggukan dan senyum di wajah Robetson, Muriel
berbisik, “Aku bahagia!” Dan ternyata itulah kata-kata terakhir yang
diucapkan Muriel kepada Robertson.

Memelihara dan membahagiakan orang-orang yang sudah
memberi arti dalam hidup kita adalah suatu ibadah di hadapan
Tuhan. Mengurus suami atau istri yang sudah tak berdaya adalah
suatu perbuatan yang mulia. Mengurus ayah/ ibu atau mertua adalah
tugas seorang anak ataupun menantu. Mengurus kakek atau nenek
yang sudah renta dan pikun juga adalah tanggung jawab para cucu.
Jangan abaikan mereka yang telah renta, apalagi ketika mereka
sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Peliharalah mereka dengan
kesabaran dan penuh kasih.

http://gkpbkudussading.wordpress.com/2009/01/08/ilustrasi-dan-renungan-part-5/#more-141

No comments: