Wednesday, January 07, 2009

Keluarga, Mutiara Tiada Tara

Jumat, 19 Desember 2008 | 04:49 WIB

…Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga…
?

Potongan lagu ini menceritakan bahwa keluaga adalah rumah yang paling indah dan berharga. Rumah dengan keluaga yang membuat anggota-anggotanya merasa nyaman dan tempat yang paling dirindukan untuk pulang.

Sayang, tidak semua keluarga memiliki rumah yang manis. Beberapa bahkan menganggap rumahnya seperti neraka. Antaranggota berselisih, suami dan istri sering bertengkar, anak melawan orangtua, dan mertua cekcok dengan menantu. Rumah seperti ini membuat orang-orang yang tinggal didalamnya memilih menghindar, menjauh bahkan pergi tak mau pulang.

Nyaman atau tidaknya sebuah rumah ditentukan oleh bentuk hubungan antaranggota yang ada dalam rumah tersebut, seperti hubungan antara suami-istri, hubungan orangtua-anak, hubungan anak-anak dan juga hubungan mertua-menantu.

Panaskah Hubungan Suami Istri?
Hubungan ini diawali dengan pernikahan. Cinta kasih merupakan dasar penting dalam hubungan suami istri. 2 orang dengan asal-usul yang berbeda menjadi satu, tidaklah mudah untuk menjalin komunikasi. Namun, cinta kasih akan sangat membantu pasangan untuk saling menyesuaikan diri.

Cinta kasih adalah perasaan yang mendorong seseorang untuk memberi yang terbaik agar orang yang dicintai bahagia. Pemberian yang terbaik tidak harus barang yang mahal tetapi penerimaan dan penghargaan terhadap pasangan apa adanya

Cinta kasih juga akan mewujudkan kesetaraan hubungan suami istri . Dalam hubungan yang setara, mereka berbagi peran dan tugas secara adil, masing-masing pihak tidak merasa lebih unggul dari yang lain, atau lebih berkuasa dari yang lain. Tanpa kesetaraan, kekecewaan yang menumpuk dapat berakhir dengan ketidakpuasan hidup perkawinan. Kalau sudah begini, maka perselisihan dan petengkaran akan terus mewarnai hubungan suami istri yang bisa berujung pada perpecahan rumah tangga bahkan penindasan dan kekerasan dalam rumah tangga.

Hubungan Orangtua - Anak ≈ Kuno vs Keras Kepala

Menjadi orangtua berarti pasangan suami istri mendapat tugas dari Tuhan untuk merawat dan mendampingi anak-anak agar menjadi manusia baik. Tugas ini tidak mudah, karena anak bukan boneka melainkan pribadi yang memiliki sifat-sifat yang berbeda, keinginan-keinginan yang belum tentu sejalan dengan keinginan orangtua. Orangtua tidak dapat begitu saja memaksakan kehendaknya pada anaknya demi pertumbuhan anak yang lebih sehat.

Kesulitan-kesulitan dalam hubungan orangtua-anak dapat tejadi karena mereka hidup di zaman yang berbeda sehingga beberapa cara dan kebiasaan mereka juga berbeda. Disinilah pentingnya saling memahami. Anak tidak perlu menjadi keras kepala hanya karena merasa lebih tahu tentang dirinya dan zamannya. Bagaimanapun juga orangtua memiliki kelebihan karena pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari tahun-tahun kehidupan yang telah dilaluinya. Penting bagi anak untuk mendengar arahan dari orangtua untuk hidup yang lebih baik.

Hubungan Anak-Anak ≈ Bagaimana Bisa Rukun?
Dengan saudaranya sendiri anak dapat memiliki teman bcicara, bercanda juga bertukar pikiran secara lebih bebas. Namun, tak jarang perselisihan terjadi antarmereka. Perselisihan antaranak perlu disikapi secara wajar sebagai proses belajar hidup bersama. Dari perselisihan ini anak dapat belajar cara menyampaikan sikap tidak setuju, cara kompromi dan berdamai.

Hubungan Mertua-Menantu ≈ Perlu Saling Mengerti!
Di Indonesia banyak rumah yang berisi keluarga besar karena anak-anak yang sudah menikah masih tinggal bersama orangtuanya. Kondisi ini membuat hubungan dalam keluarga semakin kompleks dan kadang rumit. Kehadiran menantu dalam keluarga menuntut penyesuaian yang lebih baik dari si menantu maupun keluarga besar.

Mertua yang merasa istimewa di hati anak direbut oleh menantunya, akan cenderung melihat banyak kekurangan pada menantu dan tanpa disadari membesar-besarkannya. Demikian halnya menantu yang merasa tidak diterima apa adanya menjadi tidak mau menyesuaikan diri dengan keluarga. Tak jarang perselisihan menantu-mertua ini mempengaruhi keharmonisan hubungan suami-istri.

Orangtua perlu menyadari bahwa anaknya sedang belajar membina keluarga sebagaimana dirinya dulu, sehingga bisa membuatnya menghargai dan menerima menantunya. Demikian halnya menantu agar lebih mau memperhatikan dan menyesuaikan dengan kebiasaan keluarga besar barunya

Jadi, hubungan keluarga yang harmonis adalah hubungan yang berlandaskan cinta kasih, diwujudkan dalam sikap dan tindakan untuk :
1. Menerima kelemahan, kelebihan masing-masing juga perbedaan-perbedaan
2. Menghargai satu sama lain, tidak saling merendahkan untuk menunjukkan diri lebih baik dan lebih benar
3. Memahami satu sama lain melalui dialog dan komunikasi yang terbuka
4. Terus belajar melalui hubungan-hubungan dalam keluarga untuk diri dan keluarga yang lebih sehat.

Hubungan yang harmonis dalam keluarga membuat suasana rumah menjadi nyaman dan menyenangkan. Lebih penting lagi membuat anggota keluarga dapat bertumbuh secara optimal, dan mampu mengarungi kehidupan secara lebih baik. Inilah wujud dari keluarga yang sehat. Dengan demikian kita bisa melanjutkan nyanyian di atas.. ..mutiara tiada tara adalah keluarga......? ?

oleh Tim Siaran Radio Program Psikososial DRR Merapi, Fakultas Psikologi Universitas Sanata DharmaYogyakarta

http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/19/04490870/keluarga.mutiara.tiada.tara

No comments: