Wednesday, September 03, 2008

SIAPAKAH GEMBALA KITA?


Mazmur 23
"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku" (Mzm. 23:4)

Mazmur 23, ah siapa yang tidak tahu Mazmur ini? Saya kira kebanyakan orang Kristen sudah tahu inti dari Mazmur 23. Bahkan, sebagian kita sudah hafal ayat demi ayatnya. Dalam Mazmur tersebut, ada satu tokoh yang berperan penting. Tokoh itu menjadi aktor utama. Tokoh itu, tentunya, adalah sang gembala. Apa yang ada di dalam benak Anda ketika istilah "gembala" itu disebutkan? Bagi saya, secara sederhana gembala adalah seorang yang memimpin domba-dombanya untuk melakukan sesuatu. Atau kalau dari sisi dombanya, ia akan berkata kepada sang gembala, "Whereever you go I will follow." Ya betul, kemanapun gembala itu pergi, domba itu akan ikut.

Mazmur 23 adalah refleksi Daud atas Tuhannya. Melalui konteks hidup dan pekerjaannya, Daud menggambarkan Tuhan sebagai gembala dan ia sebagai dombanya. Daud sangat memercayai kepemimpinan Tuhannya. Daud yakin siapa Tuhannya. Kurang apa lagi? Tidak ada. Itulah sebabnya, Daud membuka Mazmur 23 dengan kalimat: "Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku." Dan dengan keyakinan seperti demikianlah, Daud lalu memercayakan hidupnya pada Tuhan, Sang Gembalanya. Dengan kata lain, Daud berkata kepada Sang Gembala, "Whereever you go I will follow."

Saya kira kita pun percaya bahwa Yesus adalah Gembala yang baik. Gembala yang menuntun kehidupan kita. Gembala yang memimpin kehidupan kita. Sebagai domba peliharaan-Nya, kita sudah seharusnya berkata, "Whereever you go I will follow." Kemanapun Engkau pergi, aku akan ikut. Namun dalam kenyataannya, siapakah yang kita ikuti? Siapakah yang menjadi gembala kita? Sadar atau tidak, kadang kita justru memilih dan memiliki gembala yang menyesatkan. Gembala itu dapat berwujud uang, jabatan, popularitas, tokoh yang dikagumi, pengalaman pahit di masa lalu, dan seterusnya. Waspadalah dengan gembala-gembala seperti demikian. Sesungguhnya, mereka bukanlah gembala yang baik. Sebaliknya, mereka adalah gembala yang menyesatkan, yang menuntun kita pada air yang bergelora, yang menuntun kita pada padang yang gersang. Pada awalnya, gembala-gembala itu memang menawarkan hal-hal yang menyenangkan bagi kita. Tapi ujungnya, mereka adalah gembala yang jahat, yang membuat kita menyesal seumur hidup.

Renungkan, siapakah yang menjadi gembala kita saat ini? Pertanyaan ini penting. Pertanyaan ini mendesak. Bila Tuhan adalah Gembala kita, bertekadlah: "Whereever you go I will follow."

No comments: