Thursday, July 10, 2008

KERJASAMA YANG MEMBUAHKAN HASIL

Baru-baru ini saya sedang mengonseling sepasang suami-istri. Dalam konseling itu, saya menemukan, sekali lagi, tentang pentingnya kerjasama kedua pihak untuk memperbaiki relasi pernikahan. Bila salah satu pihak pasangan yang mengerjakan tugas perbaikan, maka ia akan merasa tidak adil; pihak lawan pasangan pun dapat merasa superior atau lebih baik dari pasangannya. Ini jelas satu hal yang tidak baik. Namun lebih dari itu, saya meyakini bahwa masalah pernikahan hampir selalu terjadi karena keterlibatan kedua belah pihak. Kedua pasangan pasti sama-sama andil dalam menciptakan dan melestarikan masalah.

Contohnya kasus perselingkuhan. Kerapkali orang melihat bahwa pasangan yang selingkuh adalah pasangan yang paling bertanggungjawab atas kesalahan itu. Pandangan sepihak ini jelas tidak memadai. Dalam kenyataannya, pasangan yang selingkuh bisa jadi disebabkan karena lawan pasangan yang tidak lagi memerhatikan pasangan yang selingkuh ini. Akibat kurangnya dan keringnya perhatian pada pasangan, maka lawan pasangan tentunya lebih rawan terhadap perselingkuhan. Di sini kita melihat keterlibatan kedua belah pihak terhadap munculnya suatu masalah pernikahan. Itulah sebabnya, dalam konseling pernikahan kedua belah pihak pasangan perlu melakukan tugas perbaikan secara bersama-sama. Kerjasama seperti demikian niscaya akan membuahkan hasil yang baik dalam pernikahan.

Kemarin siang saya dan istri sempat bertengkar. Istri mengeluhkan agar saya lebih banyak lagi mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Sedangkan saya merasa sudah cukup membantu pekerjaan rumah tangga, apalagi di tengah-tengah kesibukan pelayanan yang menyita waktu dan energi saya. Untuk menyelesaikan pertengkaran ini, maka saya bertanya tentang bentuk kerjasama yang dapat dilakukan untuk mengatasi pertengkaran ini. Akhirnya, kami menemukannya.

Siang ini, tanpa diminta istri, saya menguras bak mandi. Ini merupakan salah satu harapan istri kepada saya. Ketika selesai menguras, istri melihat usaha saya dan ia pun senang dan berkata, "Yang, terima kasih kamu sudah menguras bak mandi." Lalu hal yang lebih menyenangkan bagi saya adalah ketika istri berkata, "Yang, nanti setelah sinyo (panggilan akrab anak kami) bobok, kita makan gudeg Mbak Yus yuk." Saya terkejut dan senang karena gudeg Mbak Yus adalah makanan favorit saya. Aha . . . sekali lagi saya melihat pentingnya kerjasama kedua pasangan. Saya menyenangkan istri dan istri pun menyenangkan saya. Inilah kerjasama yang membuahkan hasil.

Teman-temanku, selamat bekerjasama!


No comments: