Monday, April 02, 2007

DI BAWAH BAYANG-BAYANG TRAUMA (8)

Nah sekarang bagaimana pandangan saya pribadi mengenai penderitaan manusia dan Allah? Saya pribadi cenderung meyakini bahwa penderitaan manusia seringkali berguna untuk mendewasakan seseorang. Bila ia terkena “angin sepoi-sepoi” alias tidak ada penderitaan, maka ia akan menjadi malas untuk bertumbuh, bahkan ia akan tertidur. Namun bila ia mengalami “angin kencang,” maka ia akan berjuang sekeras-kerasnya untuk bertahan. Di situlah terdapat peluang untuk semakin bertumbuh/dewasa. Perhatikanlah kehidupan Ayub. Ia mengalami penderitaan jasmaniah dan batiniah yang luar biasa, namun pada akhirnya ia memiliki iman yang semakin dewasa dari yang sebelumnya.

Tapi apakah Allah menggunakan penderitaan untuk mendewasakan manusia? Tidak. Yakobus 1:13 berkata, “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ‘Pencobaan ini datang dari Allah!’” Ayat itu menegaskan bahwa Allah bukan pencipta penderitaan manusia. Lalu bagaimana penderitaan itu datang ke dalam dunia? Orang Kristen percaya bahwa dosalah yang membuat dunia ini tidak sempurna. Sebab itu, penderitaan itupun terjadi karena dunia yang tidak sempurna yang berakar dari dosa manusia. Tapi ada orang yang masih belum puas bertanya. Lantas siapakah menciptakan dosa manusia? Bila dijawab bahwa kehendak manusialah yang “menciptakan” dosa, maka ia akan bertanya siapakah yang menciptakan kehendak bebas itu? Bukankah Allah adalah Pencipta segala sesuatu?

Pertanyaan dan pernyataan akan terus berlanjut tanpa henti. Namun untuk pertanyaan yang terakhir, saya akan menjawab bahwa satu sisi memang benar bila Allah adalah Pencipta segala sesuatu, Ia adalah Allah yang mahakuasa untuk menciptakan dan menguasai segala sesuatu, namun di sisi yang lain Alkitab mengatakan bahwa Allah bukanlah Pencipta kejahatan (Yak. 1:13). Bagaimana kita mendamaikan kedua hal ini? Tapi saya pun berpikir, apakah kedua hal ini harus selalu didamaikan atau ditemukan jawaban pastinya? Apakah tidak ada lagi ruang untuk misteri Allah? Saya tahu bahwa sebagian orang akan tetap merasa tidak puas dengan jawaban mengenai misteri Allah. Tapi bukankah misteri Allah itu memang ada bila kita mempercayai Allah yang serba maha? Bagi saya, yang paling penting adalah Allah tetap mahakuasa untuk menciptakan, memelihara, dan menguasai hidup manusia meski manusia hidup dalam kemisterian-Nya. Manusia tetap berada di dalam kekuasaan Allah. Tidak ada hal yang mengejutkan Allah atas apa yang dilakukan manusia. Tidak ada hal yang di luar kendali Allah meski manusia memiliki kehendak bebas. Semua ada di dalam kedaulatan Allah. Oh betapa meneguhkannya berita ini!

No comments: