Thursday, April 12, 2007

DI BAWAH BAYANG-BAYANG TRAUMA (15)

3. Ia mampu menjaga kerahasiaan
Seorang penolong harus menghargai semua hal yang diceritakan oleh orang traumatis. Salah satu bentuk penghargaan itu adalah ketika seorang penolong mampu menjaga kerahasiaan dari apa yang pernah diceritakan oleh orang traumatis itu. Mengapa kita perlu menjaga kerahasiaan? Alasannya, karena seorang penolong harus menjadi tempat yang aman baginya untuk menceritakan banyak hal yang tidak pernah didengarkan oleh orang lain. Kita akan menjadi ancaman baginya bila ia mendapati bahwa apa yang diceritakan itu ternyata meluber ke telinga orang lain yang tidak diketahuinya. Alasan berikutnya, karena seorang yang pernah mengalami trauma bukanlah kelinci percobaan di mana kita bisa mengumumkan hasil/proses penelitiannya. Ia tetaplah seorang manusia yang memiliki martabat. Oleh sebab itu, ketika kita membeberkan rahasia pengalaman traumatisnya kepada orang lain tanpa sepengetahuannya, maka sebenarnya kita sedang meremehkannya. Apalagi, bila ia sendiri mengatakan dengan jelas agar kita dapat merahasiakan hal-hal tertentu dari apa yang diceritakannya, maka kita sama sekali tidak boleh menceritakan hal-hal itu.

Tapi apakah memang tidak ada lagi batasan di mana kita bisa melanggar kerahasiaan itu? Ada. Kapan itu? Bila kita mendapati dua situasi, yaitu: Pertama, ketika orang yang mengalami trauma berniat untuk melakukan bunuh diri. Seperti yang pernah disebutkan sebelumnya mengenai gejala PTSD, seorang traumatis bisa saja memiliki pandangan negatif tentang hidup dan masa depannya sehingga dapat menuntun pada keinginannya untuk mengakhiri hidupnya. Bila kita menemukan tanda-tanda orang tersebut akan melakukan bunuh diri, atau setidaknya melukai tubuhnya, maka kita harus segera memberi informasi pada orang-orang terdekatnya, seperti anggota keluarga. Tujuannya, agar orang-orang terdekat dapat tetap mengawasinya selama 24 jam hingga orang traumatis itu tidak lagi berniat untuk melakukan bunuh diri.

Kedua, ketika orang yang mengalami trauma berniat untuk melukai atau membunuh orang lain. Selain berniat untuk melakukan bunuh diri, orang traumatis juga dapat memiliki niat untuk melukai atau membunuh orang lain. Tentunya orang yang ingin dilukai atau dibunuh biasanya adalah orang yang sangat melukai perasaan orang traumatis itu. Bila dalam percakapan/perjumpaan kita menemukan bahwa dia akan melakukan niat tersebut, maka kita harus segera memberikan informasi kepada orang-orang terdekatnya (seperti keluarga) dan juga orang yang akan dilukai atau dibunuhnya. Tujuannya, agar orang yang akan dilukai atau dibunuh dapat mengantisipasi niat tersebut selagi orang-orang terdekatnya mencoba untuk mencegahnya.

No comments: