Wednesday, April 11, 2007

DI BAWAH BAYANG-BAYANG TRAUMA (14)

2. Ia memiliki pengenalan diri yang baik
Sebelum menjadi penolong bagi orang traumatis, adalah hal yang penting bagi kita untuk memiliki pengenalan diri yang cukup. Dengan kata lain, kita dapat memahami diri kita sendiri. Kita mengerti apa yang menjadi kelebihan kita dan mengerti bagaimana mengembangkan kelebihan itu. Sebaliknya, kita juga memahami apa yang menjadi kekurangan kita dan sekaligus mengerti bagaimana mengatasi kelemahan tersebut. Kita juga mengerti kemungkinan kaitan-kaitan masa lalu dengan nilai, cara pandang, dan perbuatan di masa sekarang. Contohnya, bila kita dibesarkan dalam keluarga yang reaktif ketika menghadapi masalah tertentu, maka kita mungkin juga bertindak reaktif ketika kita menghadapi masalah tertentu. Atau contoh yang lain, bila kita memiliki ayah yang pekerja keras, maka kita mungkin memiliki cara berpikir bahwa seorang laki-laki harus bekerja sekeras mungkin. Dan seterusnya. Intinya, sekali lagi, kita bisa mengenali kemungkinan-kemungkinan pengaruh dari masa lalu kita.

Bila pengenalan diri itu kurang, maka kita akan memiliki hambatan tertentu ketika menolong orang yang mengalami trauma. Contohnya, bila kita menghadapi seorang laki-laki yang tidak bekerja akibat trauma terhadap kecelakaan yang pernah dialaminya sewaktu kerja di pabrik. Sedangkan, kita dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang bekerja tak kenal lelah. Sehari-hari kita melihat ayah dan ibu yang bekerja dari pagi hingga malam. Dan, kita juga tidak pernah mendengarkan keluhan mereka. Sekarang pertanyaannya, apa yang mungkin kita akan katakan atau lakukan terhadap orang laki-laki yang tidak bekerja tadi bila kita tidak mengenali siapa diri kita? Kemungkinan kita menjadi orang yang menuntut agar ia bisa bekerja kembali, bahkan bekerja dengan keras, atau kita akan berkata, “Ah masak begitu aja udah K.O. Ayo kerja lagi, orang laki kan seharusnya bekerja.” Singkatnya, kita mengalami kesulitan untuk memahami orang tersebut. Inilah yang menjadi hambatan kita sendiri.

Sebaliknya, bila kita memahami diri kita dengan baik, maka kita akan lebih mudah memahami diri orang lain. Setidaknya, kita dapat menjadi orang yang tidak mudah menuntut, atau berpikir negatif terhadap seseorang. Contohnya, bila kita memang dibesarkan dalam keluarga pekerja keras, kita masih bisa menyadari bahwa nilai dan cara pikir kita sebenarnya dipengaruhi oleh keluarga yang demikian. Jadi, kita tidak perlu terlalu cepat menilai bahwa seorang yang tidak bekerja berarti ia adalah orang yang negatif, orang yang malas, orang yang tidak bertanggungjawab, dan sebagainya.

No comments: