Friday, February 02, 2007

MENGAPA AKU?

Roma 9
“Jadi hal itu tidak tergantung kepada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah” (Rm. 9:16)

Apakah yang Anda rasakan sewaktu membaca Roma 9? Apakah Anda merasa tidak adil dengan perilaku Allah kepada manusia? Saya pun pernah merasa demikian. Saya bergumam, “Mengapa Allah memilih si A bukan si B untuk diselamatkan? Apa dasarnya?” Percayalah, hingga sekarang saya pun belum dapat memahami secara tuntas mengenai dasar pemilihan tersebut; tapi yang pasti, Allah memilih seseorang—entah si A atau si B—karena sebuah dasar tertentu.

Setidaknya, kita dapat memahami bahwa dasar pemilihan tersebut adalah karena kemurahan hati Allah semata (ay. 16). Pemilihan yang dilakukan Allah benar-benar merupakan persoalan kasih karunia. Prinsip ini dipertegas oleh Paulus dengan mengutip Keluaran 33:19, yang mengatakan: “Aku (Allah) akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.”

Lebih jauh, rasul Paulus memperkuat argumentasinya dengan memberikan perbandingan kisah Firaun dan Musa. Bila dibandingkan, Musa dan Firaun pernah menjadi seorang pembunuh. Keduanya pun juga pernah menyaksikan mukjizat-mukjizat Allah. Namun demikian, Musa diselamatkan dan Firaun tidak. Apa dasarnya? Apakah Musa dipilih Allah karena lebih baik dari Firaun? Dalam kamus Allah, tidak ada seorang pun yang dipilih karena jasa/ perbuatan baiknya. Musa dipilih bukan karena ia berbuat dosa dalam jumlah sedikit, melainkan karena Allah yang bermurah hati kepada Musa.

Sobatku, prinsip kemurahan hati tetap berlaku hingga sekarang. Bila kita mampu menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi, itu bukan hasil usaha kita. Tetapi hal itu terjadi karena kemurahan hati Allah yang berkenan memilih kita. Hebat, bukan? Seorang guru besar di seminari mengatakan, “Cobalah menerangkan tentang pemilihan, maka Anda dapat menjadi gila; tetapi berikanlah alasan untuk meniadakan pemilihan itu, maka Anda akan kehilangan jiwa Anda.” Sekarang dengan penuh rasa syukur, kita berkata kepada Allah: “Mengapa aku yang Kau pilih dari antara sekian banyak orang di muka bumi ini? Mengapa aku?” Sungguh mengherankan!

Bila kita sudah menghayati kemurahan hati-Nya, maka tidak mungkin kita tidak tergerak dan bergerak untuk melakukan sesuatu buat Allah

No comments: