Tuesday, January 16, 2007

PENYAKIT NATO

Roma 2
“Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu?” (Rm. 2:23)

Ketika studi di seminari, saya terpana dengan satu kata yang dimuat di majalah dinding. Satu kata itu adalah NATO. Setahu saya, NATO adalah kepanjangan dari North Atlantic Treaty Organization (yaitu sebuah organisasi pertahanan negara-negara bagian Atlantik Utara). Tapi kali ini, NATO yang terpampang di majalah dinding memiliki kepanjangan yang menggelitik, yaitu No Action Talk Only (Tidak ada perbuatan, hanya bicara saja). Melihat hal ini, saya lalu mengamini bahwa banyak orang yang lihai untuk menghakimi tetapi mereka sendiri tidak melakukannya.

Penyakit NATO ternyata juga melanda orang-orang Yahudi di kota Roma. Acapkali orang-orang Yahudi menghakimi orang-orang kafir yang tidak mengenal hukum Taurat. Orang-orang kafir dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai orang yang najis oleh orang-orang Yahudi. Apa dasarnya orang-orang Yahudi memberikan kritik? Dasarnya adalah karena mereka memiliki hukum Taurat. Mereka merasa bangga karena hukum Taurat diberikan secara turun-temurun kepada mereka. Bagi mereka, hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah umat pilihan Tuhan. Atas dasar inilah, mereka menghakimi orang kafir. Inilah yang menjadi “hobi” orang-orang Yahudi waktu itu.

Padahal, apakah sebenarnya orang-orang Yahudi juga bebas dari pelanggaran? Ternyata tidak. Malahan, mereka adalah pengajar kebenaran yang melanggar kebenaran itu sendiri. Mereka banyak bicara soal hukum Taurat tetapi ternyata mereka justru menginjak-injak hukum Taurat dengan segala kebejatannya (ay. 21-24). Sebab itu, dengan sangat pedas, ayat 24 mengatakan: “Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain.” Inilah penyakit NATO yang seringkali dialami oleh orang-orang Yahudi pada zaman itu.
Apakah kita juga terjangkit penyakit NATO? Apakah kita lebih pandai menghakimi orang lain padahal kita sendiri tidak melakukan apa yang benar? Allah membenci penyakit yang satu ini. Sebab itu, tidak heran apabila Yesus pernah berpesan, “Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi” (Mat. 7:1). Bila kita memang sedang terjangkit penyakit NATO, maka mari kita datang kepada Allah dan mintalah supaya Allah menunjukkan “borok-borok” pada diri kita yang perlu dibenahi. Bila kita sudah menyadarinya “borok-borok” itu, maka niscaya kita tidak lagi sibuk menghakimi orang lain. Semoga cepat sembuh dari penyakit NATO.

Gajah di pelupuk mata tak nampak, tetapi kutu di seberang samudera nampak. Demikianlah ciri khas penyakit NATO

No comments: